Bila tak hati-hati, deodoran pun bisa picu masalah jantung fatal
Tidak sedikit orang yang menggunakan deodoran, baik dalam bentuk roll on ataupun spray. Deodoran kemudian seperti menjadi obat percaya diri, orang bisa tidak percaya diri jika tidak menggunakannya. Namun ternyata, deodoran khususnya dalam bentuk spray bisa sangat berbahaya karena bisa menyebabkan asma bahkan masalah jantung fatal!
Dilansir dari Daily Mail, Kamis (29/8/2013), beberapa ahli memperingatkan bahwa menghirup bahan kimia dar aerosol bisa menyebabkan reaksi alergi pada kulit, asma, dan kesulitan bernapas. Selain itu, pada kasus yang langka deodoran spray juga bisa memicu masalah jantung fatal.
Maureen Jenkins, direktur dari Clinical Services at Allergic UK, mengatakan "Sekitar satu dari tiga orang dewasa di Inggris mengalami beberapa masalah alergi seperti asma, rhinitis atau eksim. Gejala mereka bisa diperburuk oleh produk wewangian dan bahan kimia aerosol."
"Bahkan orang yang tanpa alergi bisa sensitif dengan bahan kimia yang ditemukan di produk pembersih atau perlengkapan mandi, dengan mengalami reaksi pada kulit, kesulitan bernapa, mual atau sakit kepala. Reaksinya bisa lebih buruk bila aerosol mudah dihirup," tambah Maureen.
Dr. Peter Dingle, seorang ilmuwan lingkungan dan toksikologi konsultan yang berbasis di Perth, Australia, mengatakan, "Label pada deodoran spray menginstruksikaan Anda untuk tidak menggunakannya di ruang terbatas (sempit), tapi saya pikir lebih aman untuk mengatakan jangan menyemprot deodoron Anda."
"Orang-orang akan menggunakan deodoran di dalam kamar mandi, dan kebanyakan mungkin menggunakannya dengan pintu tertutup, dan pastinya itu berarti ruangan yang terbatas," tambah Peter.
Di Greater Manchester pernah ditemukan kasus yang disebabkan oleh deodoran spray. Adalah Jonathan Capewell yang saat itu baru berusia 16 tahun ketika ia ditemukan meninggal karena serangan jnatung di kamar tidurnya di Oldham, Greater Manchester. Kakak perempuannya, Natalie (17), menyalakan alarm setelah menemukan adiknya tergeletak tak bernyawa di kamar tidurnya.
"Saat kami tiba di rumah sakit, mereka masih mencoba menghidupkannya kembali. Namun sepuluh menit kemudian, mereka katakan ia telah meninggal dunia," kenang ayahnya, Keith (58).
"Kami sangat terkejut. Tidak ada peringatan sama sekali. Mereka menanyakan apakah Jonathan punya masalah jantung, tapi ia tidak memiliki masalah sama sekali. Ia sangat normal dan sehat," tambah Keith.
Hasil autopsi menunjukkan bahwa di dalam tubuh Jonathan terdapat sepuluh kali jumlah mematikan butana dan propana dalam darahnya. Gas tersebut digunakan sebagai propelan aerosol dan nampaknya hal tersebut sudah berada di dalam tubuhnya berbulan-bulan.
Tidak hanya Jonathan, Daniel Hurley (12) asal Nottingham, ambruk setelah menggunakan deodoran spray di kamar mandi rumahnya di Derby, Nottingham. Ia meninggal di rumah sakit lima hari setelahnya, di bulan Januari 2008. Dokter mengatakan kepada orang tuanya, Lynsey dan Robert bahwa kematiannya telah disebabkan oleh 'aritmia jantung, yang diperburuk oleh paparan pelarut'.
Tampaknya Daniel memiliki aritmia jantung yang tidak diketahui sebelumnya, dan pelarut dalam aerosol Lynx (merk deodoran spray)telah memicu keruntuhan fatal.
Memang ada beberapa peringatan di bagian belakang, seperti menyemprotkannya dalam jarak yang tidak terlalu jauh, dan di dalamm ruangan yang berventilasi, serta jauhkan dari anak-anak. Namun hal ini dirasa tidaklah cukup, karena jika dilihat dari kandungannya dan bentuknya yang memang berbahaya.
Sumber: Health Detik
Dilansir dari Daily Mail, Kamis (29/8/2013), beberapa ahli memperingatkan bahwa menghirup bahan kimia dar aerosol bisa menyebabkan reaksi alergi pada kulit, asma, dan kesulitan bernapas. Selain itu, pada kasus yang langka deodoran spray juga bisa memicu masalah jantung fatal.
Maureen Jenkins, direktur dari Clinical Services at Allergic UK, mengatakan "Sekitar satu dari tiga orang dewasa di Inggris mengalami beberapa masalah alergi seperti asma, rhinitis atau eksim. Gejala mereka bisa diperburuk oleh produk wewangian dan bahan kimia aerosol."
"Bahkan orang yang tanpa alergi bisa sensitif dengan bahan kimia yang ditemukan di produk pembersih atau perlengkapan mandi, dengan mengalami reaksi pada kulit, kesulitan bernapa, mual atau sakit kepala. Reaksinya bisa lebih buruk bila aerosol mudah dihirup," tambah Maureen.
Dr. Peter Dingle, seorang ilmuwan lingkungan dan toksikologi konsultan yang berbasis di Perth, Australia, mengatakan, "Label pada deodoran spray menginstruksikaan Anda untuk tidak menggunakannya di ruang terbatas (sempit), tapi saya pikir lebih aman untuk mengatakan jangan menyemprot deodoron Anda."
"Orang-orang akan menggunakan deodoran di dalam kamar mandi, dan kebanyakan mungkin menggunakannya dengan pintu tertutup, dan pastinya itu berarti ruangan yang terbatas," tambah Peter.
Di Greater Manchester pernah ditemukan kasus yang disebabkan oleh deodoran spray. Adalah Jonathan Capewell yang saat itu baru berusia 16 tahun ketika ia ditemukan meninggal karena serangan jnatung di kamar tidurnya di Oldham, Greater Manchester. Kakak perempuannya, Natalie (17), menyalakan alarm setelah menemukan adiknya tergeletak tak bernyawa di kamar tidurnya.
"Saat kami tiba di rumah sakit, mereka masih mencoba menghidupkannya kembali. Namun sepuluh menit kemudian, mereka katakan ia telah meninggal dunia," kenang ayahnya, Keith (58).
"Kami sangat terkejut. Tidak ada peringatan sama sekali. Mereka menanyakan apakah Jonathan punya masalah jantung, tapi ia tidak memiliki masalah sama sekali. Ia sangat normal dan sehat," tambah Keith.
Hasil autopsi menunjukkan bahwa di dalam tubuh Jonathan terdapat sepuluh kali jumlah mematikan butana dan propana dalam darahnya. Gas tersebut digunakan sebagai propelan aerosol dan nampaknya hal tersebut sudah berada di dalam tubuhnya berbulan-bulan.
Tidak hanya Jonathan, Daniel Hurley (12) asal Nottingham, ambruk setelah menggunakan deodoran spray di kamar mandi rumahnya di Derby, Nottingham. Ia meninggal di rumah sakit lima hari setelahnya, di bulan Januari 2008. Dokter mengatakan kepada orang tuanya, Lynsey dan Robert bahwa kematiannya telah disebabkan oleh 'aritmia jantung, yang diperburuk oleh paparan pelarut'.
Tampaknya Daniel memiliki aritmia jantung yang tidak diketahui sebelumnya, dan pelarut dalam aerosol Lynx (merk deodoran spray)telah memicu keruntuhan fatal.
Memang ada beberapa peringatan di bagian belakang, seperti menyemprotkannya dalam jarak yang tidak terlalu jauh, dan di dalamm ruangan yang berventilasi, serta jauhkan dari anak-anak. Namun hal ini dirasa tidaklah cukup, karena jika dilihat dari kandungannya dan bentuknya yang memang berbahaya.
Sumber: Health Detik
Comments
Post a Comment