Tanda-tanda Penyakit Alzheimer yang harus diketahui

Tanda-tanda Penyakit Alzheimer yang harus diketahui

Sering kali kita mendengar penyakit Alzheimer, Apa sebenarnya pengertian Alzheimer itu? Apa tanda-tanda penyakit Alzheimer? Mengutip dari Wikipedia.org Alzheimer merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.

Nama penyakit ini berasal dari nama dr. Alois Alzheimer. Dokter tersebut menemukan penyakit ini pada tahun 1906 pada jaringan otak seorang wanita yang telah meninggal akibat gangguan mental yang belum pernah ditemui sebelumnya.

Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan akan meningkat dua kali lipat setiap lima tahun, kata seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit ini dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahwa penyakit pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.

Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas. Di negara maju seperti Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut penderita penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat sampai hampir 4 kali pada tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah. Sedangkan di Indonesia diperkirakan terdapat sedikitnya 1 juta penderita Alzheimer di tahun 2013.

Tanda dan gejala penyakit Alzheimer ini salah satunya adalah pikunan. Walaupun belum ditemukan penyebab utamanya, alzheimer dapat menunjukkan gejala sejak usia muda.

Berikut ini tanda-tanda penyakit alzheimer yang penting diketahui agar bisa membantu mendiagnosis secara lebih cepat :

1. Kehilangan memori

Setiap orang mungkin saja melupakan suatu percakapan secara rinci, tapi orang dengan alzheimer akan melupakan apa yang baru saja terjadi atau apa yang baru diucapkannya. Hilangnya ingatan ini tidak konsisten. Orang dengan alzheimer mungkin saja lupa nama anjingnya satu hari dan mengingatnya kembali esok harinya.

2. Agitasi dan perubahan suasana hati

Orang dengan alzheimer akan tampak cemas dan gelisah, bisa saja ia bergerak terus menerus dan cepat, marah di tempat tertentu atau menjadi terpaku pada detail tertentu. Agitasi merupakan hasil dari rasa takut, bingung, kelelahan dan kewalahan untuk mencoba memahami dunia yang sudah tidak masuk akal menurutnya. Selain itu perubahan suasana hati yang cepat terjadi dan tidak beralasan bisa terjadi.

3. Gangguan dalam membuat keputusan dan menggunakan uang

Penderita alzheimer akan mulai membuat keputusan yang tampak konyol, tidak bertanggung jawab atau bahkan tidak pantas. Kondisi ini bisa terjadi pada penggunaan pakaian yang salah atau berperilaku seperti masa lalu. Selain itu akan mengalami kesulitan dalam pemikiran abstrak misalnya menggunakan uang, membayar tagihan atau mengelola anggaran.

4. Kesulitan melakukan tugas-tugas ringan dan berkomunikasi

Penderita akan menghabiskan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas ringan, yang mungkin dulu bisa dilakukannya berkali-kali. Terkadang penderita kesulitan untuk berkomunikasi, sehingga berhenti ditengah-tengah pembicaraan dan tidak tahu bagaimana melanjutkannya.

5. Sering lupa

Seringkali lupa dimana ia meletakkan barang seperti kunci mobil atau remote tv, dan secara rutin barang-barang ini ditemukan di tempat yang tidak biasa atau aneh. Selain itu juga mengalami disorientasi waktu dan tempat, seperti lupa tanggal atau bahkan tempat tinggalnya sendiri. Serta kadang lupa apakah dirinya sudah makan atau belum.

6. Sering mengulangi ucapan atau tindakannya

Sering terjadi pengulangan kata-kata, pernyataan, pertanyaan atau kegiatan merupakan ciri khas dari alzheimer. Terkadang perilaku ini dipicu oleh kecemasan, kebosanan atau takut pada lingkungan, sehingga berupaya untuk mendapatkan kenyamanan, keamanan atau keakraban.

7. Menarik diri

Alzheimer bisa menajdi penyakit kesepian dan mengisolasi yang dapat mengakibatkan kurangnya minat terhadap kegiatan di sekitar keluarga atau teman-temannya. Hal ini kemungkinan karena penderita merasa malu terhadap perubahan yang terjadi, sehingga cenderung menghindari situasi sosial. Kondisi ini memungkinkannya untuk kehilangan motivasi yang dapat mengarah pada depresi.

8. Tidak dapat mengenali anggota keluarga dan teman

Orang dengan alzheimer lambat laun hanya akan mengenali nama satu orang saja dan melupakan orang lain, bahkan dirinya sendiri. Nama yang diingat biasanya berhubungan dengan memori masa lalunya.

9. Kehilangan kemampuan motorik dan sentuhannya

Kondisi ini akan mempengaruhi keterampilan motorik halusnya dan gejala sensoriknya, sehingga mengganggu kemampuan seseorang seperti memakai baju, memencet tombol atau menggunakan sendok garpu dan sering mengalami mati rasa.

10. Tidak memperhatikan kebersihan dan perawatan tubuh

Seiring berjalannya penyakit tersebut, maka seseorang akan sering lupa menyikat gigi, mandi, ganti pakaian, menggunakan toilet atau bahkan mungkin tidak ingat mengapa seseorang perlu mandi.

11. Delusi dan paranoia

Pada beberapa orang mungkin akan mengalami kecurigaan yang tampak irasional, misalnya mengalami halusinasi untuk melihat, mendengar, mencium atau merasakan sesuatu yang tidak ada. Kecurigaan yang berlebihan ini bisa membuat seseorang menjadi agresif secara fisik atau verbal.

12. Bersifat kekanak-kanakan

Para ahli mengungkapkan ada kecenderungan orang dengan alzheimer akan menjadi ketergantungan pada individu tertentu dan akan terus menerus mengikuti orang tersebut seperti layaknya bayangan. Selain itu beberapa tingkah lakunya akan seperti anak-kecil yang tidak bisa sendiri atau minta selalu ditemani bahkan untuk ke kamar mandi.

Comments

Popular posts from this blog

Cara menghitung denyut nadi secara manual

Ini dia Tips Sederhana Membuat Telur dadar yang Lebih Lezat dan Enak untuk disantap!

1 dari 4 perempuan tua Indonesia osteoporosis