Mitos dan Fakta penyakit eksim

Mitos dan Fakta penyakit eksim

Walau eksim sudah menjadi penyakit yang “umum”, masih banyak informasi yang salah di masyarakat. Berikut 8 hal yang perlu Anda tahu tentang eksim, seperti apa kondisinya dan apa yang bisa Anda lakukan.

Mitos dan Fakta penyakit eksim

Mitos: Semua eksim sama.
Fakta: Eksim merupakan istilah umum yang digunakan untuk kondisi kulit yang merah, iritasi, dan gatal. "Mengatakan eksim seperti mengatakan es krim," kata Mona Gohara, MD, profesor klinis dermatologi di Yale School of Medicine.

“Ada puluhan jenis eksim, walau semua terlihat sama, nyatanya mereka tidak persis sama. Sehingga membutuhkan penanganan berbeda.”

Mitos: Eksim menular.
Fakta: "Orang-orang berpikir kalau setiap jenis gangguan kulit menular, terutama jika eksim terjadi di seluruh bagian tubuh," kata Gohara.

"Tetapi, Anda tidak bisa tertular eksim dari orang lain atau menularkan eksim ke orang lain hanya dengan menyentuh orang tersebut. Kecuali jika kulit terinfeksi bakteri seperti MRSA, Staph, atau virus herpes, maka kondisi itu bisa menular. Dan orang-orang dengan penyakit eksim lebih rentan terinfeksi.”

Yang perlu diperhatikan, jika Anda memiliki eksim dan melihat adanya perubahan kulit yang tak biasa, seperti kemerahan, pengerasan pada kulit, atau berair, segera konsultasikan pada dokter kulit segera mungkin.

Mitos: Eksim disebabkan oleh stres.
Fakta: "Stres tidak menyebabkan eksim, tetapi dapat memperburuk kondisinya," kata Gohara. Stres meningkatkan hormon kortisol yang mengurangi kemampuan kulit untuk menahan air, sehingga meningkatkan risiko kekeringan dan peradangan—dua kondisi umum pada penderita eksim.

Untuk membantu meredakan stres yang bisa memperburuk eksim, mendapatkan tidur berkualitas adalah langkah pertama, lalu berolahraga lah secara teratur.

Mitos: Jika terserang eksim, kulit akan tampak kusam terus menerus.
Fakta: Beberapa jenis eksim memang lebih mudah untuk diobati ketimbang beberapa gangguan dermatitis atopik yang disebabkan karena genetik. Tetapi, nyatanya banyak orang dengan penyakit eksim yang mampu menjaga kondisi kulit mereka, kata Gohara.

Kuncinya adalah pengobatan dini. Jika Anda memiliki eksim, katakanlah, tangani eksim secepat mungkin dengan obat-obatan yang tepat.

Jika Anda menunggu terlalu lama, kulit bisa menebal dan mengeras akibat keseringan digaruk. Bila kulit sudah menebal, akan sulit bagi obat untuk menembus cukup dalam.

Mitos: Perawatan eksim harus selalu menggunakan obat.
Fakta: Obat topikal dapat membantu menyembuhkan kulit selama terjadinya eksim, namun gaya hidup juga cukup berperan.

Gohara menekankan, "Obat alami eksim bisa berupa mandi atau mandi di air hangat dengan pembersih yang lembut untuk kulit kering, tidak menggosok-gosok kulit. Setelah itu lembabkan kulit secara teratur. Gunakan pula humidifier dalam cuaca kering atau dingin.”

Menghindari pemicu alergi juga bisa membantu halau eksim. Beberapa pemicu umum ialah tungau debu, hewan peliharaan, jamur, sabun dengan kandungan deterjen, cairan pencuci piring, getah dari buah-buahan segar, daging, beberapa jenis sayuran, cuaca panas, kelembaban tinggi dan rendah, perubahan suhu yang drastis, serta aktivitas yang membuat Anda berkeringat.

Mitos: Eksim hanya masalah kulit.
Fakta: Eksim yang dibiarkan tanpa penanganan dapat mendatangkan malapetaka pada penderita, menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius dari sekadar penyakit kulit, menurut studi Northwestern Medicine yang melibatkan 62.000 orang dewasa.

Para peneliti menemukan bahwa orang dewasa dengan penyakit kulit lebih mungkin untuk merokok, menggunakan alkohol, dan menghindari olahraga ketimbang mereka dengan kulit sehat.

Pasien eksim juga cenderung lebih gemuk, mengembangkan penyakit jantung dan diabetes, serta menderita insomnia.

"Ini semua karena eksim bisa mengganggu kondisi emosional penderita, yang mungkin memicu gaya hidup buruk,” kata penulis studi Jonathan Silverberg, MD. Jadi, jika Anda atau anggota keluarga terkena eksim, jangan takut untuk meminta bantuan dokter.

Mitos: Jauhi gluten untuk sembuhkan eksim.
Fakta: Kecuali Anda memiliki penyakit celiac atau sensitivitas gluten, tidak ada bukti kuat bahwa gluten bisa memperburuk eksim, kata Gohara.

Bahkan jika Anda memiliki celiac dan harus menghindari gluten karena alasan kesehatan lainnya, jangan terlalu berharap kulit Anda akan menjadi lebih baik setelah Anda meninggalkan gluten.

Pasalnya, penelitian pada pasien dengan celiac dan dermatitis atopik menemukan, hidup bebas gluten selama satu tahun tidak mengarah pada perbaikan kulit.

Mitos: Anda tidak bisa berenang lagi.
Fakta: Ada beberapa pihak yang mendapati, kontak dengan klorin mengarah pada perburukan eksim, namun ada juga yang mendapati, klorin pada air kolam renang memiliki efek positif pada kondisi kulit mereka.

Jika Anda memiliki kondisi kulit yang sensitif terhadap klorin, cobalah untuk menggunakan pelembab yang cukup tebal sebelum berenang, kemudian mandi dengan bersih dan oleskan lagi pelembab.

Menurut National Eczema Association, berenang secara teratur akan membantu kulit beradaptasi dengan air yang mengandung klorin.


Sumber Kompas

Comments

Popular posts from this blog

Cara menghitung denyut nadi secara manual

Ini dia Tips Sederhana Membuat Telur dadar yang Lebih Lezat dan Enak untuk disantap!

1 dari 4 perempuan tua Indonesia osteoporosis